Haas MK, Belknap RW
Semin Respir Crit Care Med. 2018 Jun;39(3):
297‐309. doi: 10.1055/s‐0038‐1660863

    Isoniazid, rifam pin, pirazinamid, dan etambutol untuk fase dua bulan awal diikuti oleh isoniazid dan rifampisin selama 4 sampai 7 bulan adalah pengobatan standar untuk orang yang berisiko rendah penyakit yang resistan terhadap obat. Terapi yang diamati langsung (DOT) tetap merupakan standar perawatan untuk TB paru. 
     Pemantauan perawatan virtual menggunakan teknologi digital menjadi lebih umum sebagai cara untuk memberikan pendekatan yang lebih berpusat pada pasien untuk perawatan. Upaya untuk mempersingkat durasi pengobatan tidak berhasil berdasarkan pada uji klinis baru‐baru ini yang mengevaluasi peran fluoroquinolones. Uji coba pemendekan terapi menggunakan rifamycin dosis tinggi sedang dilakukan. Obat yang baru disetujui untuk pengobatan TB hanya disarankan untuk penyakit yang resistan terhadap obat, tetapi agen baru dalam berbagai tahap perkembangan sedang dievaluasi.
     Rejimen berbasis Rifamycin untuk infeks i TB laten (LTBI) telah berhasil mencegah perkembangan penyakit TB. Isoniazid dan rifapentin sekali seminggu selama 12 minggu oleh DOT terbukti aman dan efektif dibandingkan dengan 9 bulan isoniazid. Regimen yang sama terbukti memiliki penyelesaian pengobatan yang dapat diterima ketika diberikan self‐administered. Studi baru sedang menyelidiki pengoba tan LTBI yang lebih pendek dengan durasi kurang dari 2 bulan. Pengobatan LTBI pada orang yang kemungkinan terinfeksi dengan TB yang resistan terhadap obat sangat terbatas, tetapi satu penelitian observasional menemukan bahwa fluoroquinolon tampaknya efektif. Percobaan acak pertam a untuk mengobati LTBI dalam kontak dengan MDR‐TB saat ini sedang terdaftar.