Vaksinasi Herpes Zoster untuk Hari Tua Berkualitas
Tanggal : 28 Aug 2017 16:39 Wib
Lalu, seberapa besar beban herpes zoster di Indonesia dan bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan? Jawabannya dibahas dalam acara Zostavax Launch Symposium bertema Herpes Zoster: Stop it Before it Starts yang diadakan pada 21 Juni 2014, di Blitz Megaplex Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta. Sebagai moderator simposium adalah dr. Arya Govinda Roosheroe, SpPD-Kger, dan pembicara adalah Dr. dr. Hans Lumintang, SpKK(K) dan dr. Erdina HD Pusponegoro, SpKK, dari Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI); Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI sebagai Ketua Satgas Imunisasi Dewasa; serta Prof. Jae Gab Lee dari Kangnam Sacred Heart Hospital, Korea Selatan.
Dr. dr. Hans menjelaskan bahwa infeksi primer pertama herpes zoster (HZ) adalah oleh virus varisela zoster (VVZ). Menurut penelitian, hampir 98% orang di dalam tubuhnya telah terdapat VVZ. Virus ini dapat mengalami reaktivasi apabila sistem kekebalan tubuh berkurang atau gangguan imunitas selular. Faktor risiko yang menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh antara lain penyakit-penyakit kronis, usia lebih dari 50 tahun, keadaan imunokompromais, obat-obatan imunosupresif, HIV/AIDS, transplantasi sumsum tulang atau organ, keganasan, terapi steroid jangka panjang, stres psikologis, trauma, dan tindakan pembedahan.
Probabilitas kejadian HZ berbanding lurus dengan peningkatan usia. Menurut data, 1 dari 3 orang selama hidupnya akan mengalami HZ, bahkan pada usia 85 tahun sekitar 1 dari 2 orang akan mengalami HZ. Insiden HZ pada anak-anak adalah 0,74 per 1000 orang per tahun. Insiden ini meningkat menjadi 2,5 per 1000 orang per tahun pada usia 20-50 tahun. Di usia lebih dari 60 tahun, insidennya 7 per 1000 orang per tahun dan pada usia 80 tahun insidennya mencapai 10 per 1000 orang per tahun. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan penelitian oleh Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI) terhadap 2.232 pasien HZ di 13 rumah sakit di Indonesia pada 2011-2013, diperoleh bahwa puncak kasus HZ terjadi pada usia 45-64 tahun dengan jumlah kejadian 851 kasus (37,95%) dan prevalensi HZ pada usia 45 tahun adalah 55,77%.
HZ menimbulkan berbagai komplikasi seperti komplikasi kutaneus, komplikasi telinga, hidung, tenggorokan (THT), viseral, dan yang paling sering terjadi adalah komplikasi neurologis, yaitu neuralgia pasca-herpes (NPH) berupa nyeri. Sebanyak 90% pasien HZ akan mengalami nyeri baik akut maupun kronis. Berdasarkan pengukuran derajat nyeri Katz J dan Melzack R, nyeri akut HZ berada pada derajat yang lebih nyeri daripada nyeri melahirkan. Di Indonesia, prevalensi NPH sebesar 26,5% dari seluruh kasus HZ dengan puncak prevalensi NPH tertinggi pada usia 45-64 tahun, yaitu 42% dari semua kasus NPH. Berbagai komplikasi HZ inilah, terutama nyeri NPH, yang menimbulkan dampak buruk terhadap kualitas hidup pasien HZ usia lanjut.
Walaupun pengobatan HZ penting dilakukan dengan berbagai strategi, hal yang dirasa lebih penting adalah upaya pencegahan timbulnya HZ agar orang yang berisiko HZ tidak sampai mengalami penyakit ini. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan melalui imunisasi dewasa dengan vaksin herpes zoster. Prof. Samsuridjal mengatakan bahwa imunisasi dewasa penting karena orang dengan usia lanjut (di atas 50 tahun) akan mengalami penurunan imunitas sehingga rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk herpes zoster. Dengan vaksinasi akan meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi komplikasi pada orang usia lanjut, papar Prof. Samsuridjal. Menurut Prof. Samsuridjal, bahwa imunisasi pada orang dewasa tidak kalah penting dari imunisasi pada anak. Menurut data “ IOM, Calling the Shots : immunization finance policies and practices 2000” imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian pada orang dewasa akibat penyakit infeksi 200 kali lebih banyak daripada kematian akibat infeksi pada anak-anak.
Oleh karena itu, PT. Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD) meluncurkan produk vaksin HZ untuk orang dewasa, yaitu Zostavax®. Vaksin HZ ditujukan untuk mencegah terjadinya HZ dengan meningkatkan kekebalan tubuh dan bekerja melalui dua mekanisme. Pertama, mengontrol reaktivasi laten VVZ sehingga mencegah terjadinya HZ. Kedua, mengontrol replikasi dan penyebaran VVZ ke kulit sehingga mengurangi kerusakan neurologis, mengurangi keparahan dan durasi nyeri, serta mengurangi insiden NPH.
Pada sesi terakhir simposium, Prof. Jae Gab Lee mengatakan bahwa Zostavax® telah diluncurkan di Korea Selatan pada 2012. Dalam presentasinya, Prof. Jae Gab Lee memaparkan berbagai studi tentang keunggulan vaksin VVZ hidup yang dilemahkan ini. Dalam studi Zostavax Efficacy and Safety Trial (ZEST) dibuktikan bahwa vaksin ini secara signifikan menurunkan insiden HZ sebesar 70% pada orang dengan usia 50-59 tahun dan 51% pada usia > 60 tahun, serta menurunkan insiden NPH sebesar 67% pada orang dengan usia > 60 tahun. Shingles Prevention Study (SPS) menunjukkan bahwa vaksin ini secara signifikan mengurangi Burden of Illness (BOI) yang berhubungan dengan HZ. Secara umum, vaksin HZ dapat ditoleransi dengan baik.
Sesuai rekomendasi KSHI, vaksinasi HZ diberikan kepada semua orang yang imunokompeten, berusia ³ 50 tahun, dengan atau tanpa episode zoster sebelumnya dan tanpa perlu dilakukan pemeriksaan antibodi sebelumnya. (KK)
Post Terkait
FIK UI Rancang Strategi untuk Memutus Rantai Infeksi pada Anak Sekolah
Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang dipimpin oleh Dr. Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep menggagas sebuah program sebagai upaya promotif dan preventif untuk memutus rantai…
SelengkapnyaFakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik yaitu Ruang Apotek Simulasi, Laboratorium Nanoteknologi, Laboratorium Paragon Innovation Semisolid Center, dan Ruang Multimedia. Komite Etik Penelitian Kedokteran gigi…
SelengkapnyaFakultas Farmasi UI Resmikan Laboratorium dan Ruang Apotek Simulasi
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik yaitu Ruang Apotek Simulasi, Laboratorium Nanoteknologi, Laboratorium Paragon Innovation Semisolid Center, dan Ruang Multimedia. Peresmian dilakukan oleh Rektor UI…
SelengkapnyaDeteksi Dini Saraf Penciuman, Cegah Kerusakan Otak !
Pada Oktober 2018 lalu, dilaksanakan Soft Opening Paviliun Bonaventura yang diadakan didaerah Jakarta Utara dan sekitarnya. Dipersembahkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang lebih lengkap dengan tetap mengedepankan azas pendidikan,…
Selengkapnya“Sentuhan Cinta“
Sukses Mendapatkan Dukungan Lebih dari 145.000 para Ibu di Indonesia untuk Tingkatkan Kualitas Kesehatan dan Kesejahteraan Bayi Indonesia.
SelengkapnyaDari Redaksi
Kolom
Artikel
PENGGUNAAN PROPOELIX™ UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH PADA SUBJEK PENELITIAN YANG SEHAT
10 Sep 2021 02:09 Artikel Penelitian
Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia Dalam Pelayanan Kesehatan Dan Perlindungan Hak Kesehatan Bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa
09 Jul 2020 16:27 Artikel Penelitian
Perbandingan Dua Tabung Sitrat Pada Pemeriksaan Faal Hemostasis
09 Jul 2020 16:18 Artikel Penelitian
Tata Laksana Koinfeksi HIV dan Hepatitis C : Fokus Pada Direct Acting Antiviral (DAA)
09 Jul 2020 15:57 Tinjauan Pustaka
Retensio Urine Post Partum
09 Jul 2020 13:41 Tinjauan Pustaka
Perbandingan Dua Tabung Sitrat Pada Pemeriksaan Faal Hemostasis
09 Jul 2020 16:18 Artikel Penelitian
Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia Dalam Pelayanan Kesehatan Dan Perlindungan Hak Kesehatan Bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa
09 Jul 2020 16:27 Artikel Penelitian
PENGGUNAAN PROPOELIX™ UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH PADA SUBJEK PENELITIAN YANG SEHAT
10 Sep 2021 02:09 Artikel Penelitian
Kegiatan
FIK UI Rancang Strategi untuk Memutus Rantai Infeksi pada Anak Sekolah
10 Jul 2020 10:16 Kegiatan
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik
10 Jul 2020 10:06 Kegiatan
Fakultas Farmasi UI Resmikan Laboratorium dan Ruang Apotek Simulasi
10 Jul 2020 10:00 Kegiatan
Deteksi Dini Saraf Penciuman, Cegah Kerusakan Otak !
02 Sep 2019 09:43 Kegiatan