Anti-Aging Surgery for Enhancing Quality of Life

Tanggal : 06 Nov 2017 17:33 Wib


Anti-Aging Surgery for Enhancing Quality of Life Jakarta, 18 Oktober 2017. Setelah berkiprah di bidang kesehatan selama 7 tahun, kini Bamed Healthcare menghadirkan sebuah layanan baru di bidang bedah plastik (Bamed Plastic Surgery) dengan menitikberatkan layanan anti-aging surgery. Sejalan dengan layanan yang telah ada sebelumnya, layanan anti-aging surgery Bamed Healthcare utamanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup (enhancing quality of life), namun tidak meninggalkan layanan sisi kosmetik bedah plastik. Layanan anti-aging surgery dari Bamed Healthcare mengedepankan pada layanan medis yang mutakhir didukung oleh kecermatan pemeriksaan keseluruhan oleh tenaga ahli dengan keahlian yang tinggi. Konsultasi awal dilakukan oleh tenaga medis, bukan oleh beautician yang bertujuan untuk mendapatkan diagnosa lanjutan yang valid oleh para spesialis bedah plastik. Kecanggihan alat dan SDM yang kompeten mendukung tata laksana bedah plastik di Bamed Plastic Surgery sehingga diharapkan pasien mendapatkan keterangan dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

Direktur Utama Bamed Healthcare, dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, MSc pada Seminar Media hari ini mengatakan, “Kehadiran Bamed Plastic Surgery pada layanan Bamed Healthcare menambah satu lagi unggulan kami dalam melayani kebutuhan masyarakat. Bamed Plastic surgery melayani pasien yang membutuhkan tindakan invasif dan non invasif dilakukan oleh dokter bedah plastik yang kompeten di bidangnya. Konsultasi awal kami lakukan dengan seksama dengan diskusi medis yang tepat.” “Kami berharap hadirnya Bamed Plastic Surgery dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap dokter-dokter bedah plastik di Indonesia sehingga tidak lagi harus ke luar negeri,” tambahnya. Salah satu layanan yang diberikan adalah face rejuvenation surgery.

Tentang hal ini dr. Puri Ambar Lestari, SpBP-RE menjelaskan, “Pada tahap awal ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum dilakukannya tindakan, diantaranya adalah konsultasi dengan dokter ahli bedah plastik. Saat konsultasi, dokter ahli bedah plastik dan pasien akan mendiskusikan tujuan dan harapan pasien. Dokter akan menganalisa dan menilai kondisi wajah pasien, serta mendokumentasikan (mengambil foto) wajah dari beberapa sisi. Saat konsultasi, dokter juga akan menanyakan riwayat operasi-operasi terdahulu dan riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh pasien yang dapat mempengaruhi waktu operasi dan pemulihan pasca tindakan tersebut. Berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol, dengan berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol sangat penting karena membantu proses pemulihan. Serta menghentikan sementara medikasi yang mengandung aspirin, ibuprofen, pengencer darah, vitamin E dan obat herbal

.” Ia juga menerangkan, “Secara umum perawatan pasca operasi maupun non operasi sama, mengutamakan kenyamanan pasien. Pasien akan diminta untuk datang kontrol beberapa kali untuk menilai hasil tindakan. Lanjutkan obat-obatan yang disarankan oleh dokter bedah (seperti obat antbiotik dan penghilang nyeri). Istirahat di hari-hari awal pasca operasi. Untuk operasi facelift dan necklift pasien akan perlu memakai korset beberapa hari pasca operasi. Pasien akan diminta kontrol di 1 minggu untuk angkat jahitan. Pasien dilarang melakukan olah raga berat kurang lebih 2 minggu sampai 1 bulan, tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Setiap keluhan yang dirasakan pada saat pemulihan harus disampaikan kepada dokter untuk mengantisipasi adanya resiko gangguan penyembuhan luka.” “Tidak ada patokan usia yang pasti untuk mulai melakukan tindakan operasi rejuvenasi. Waktu operasi bergantung pada keinginan pasien, status kesehatan dan mental pasien, adanya tanda-tanda penuaan di wajah yang menurut dokter bedah plastik dapat dikoreksi dengan cara operasi, dan adanya kerusakan kulit akibat riwayat paparan sinar matahari dan lingkungan. Tanda-tanda awal penuaan dapat dikoreksi dengan produk-produk injeksi. Akan tetapi seiring dengan waktu maka akan diperlukan tindakan operasi sesuai area-area tertentu, seperti mata, pipi, dagu, dan dahi. Tindakan operasi berupa kombinasi dari mengembalikan volume yang hilang, mengencangkan otot yang kendur dan membuang kulit yang berlebih dengan tujuan memperbaiki tampilan pasien secara keseluruhan,” tambahnya. Pada kesempatan yang sama, Seminar Media kali ini juga membahas tentang body contouring. dr. Aditya Herwandar Sastrasupena, SpBP-RE dalam presentasinya memaparkan, “Setiap manusia pasti mengidam-idamkan tubuh yang ideal.

Semakin majunya teknologi dalam hal kecantikan, maka akan semakin mudah untuk mendapatkan impian mereka dengan cara yang instan. Salah satunya adalah dengan tindakan body contouring. Body contouring merupakan tindakan untuk memperbaiki bentuk tubuh dengan cara mengurangi atau menambah bagian-bagian tertentu sehingga terlihat lebih proporsional dengan bagian yang lainnya.” Ia juga menjelaskan, “Prosedur body countouring ini sendiri terbagi atas dua metode utama yaitu invasif dan non-invasif. Modalitas invasif terdiri dari liposuction dan pembedahan seperti body lift, breast lift, arm lift, dan thigh lift. Modalitas jenis ini memberikan hasil instant yang lama atau permanen, tapi membutuhkan perawatan dan masa pemulihan yang lebih intensif. Pada modalitas non invasif ada beberapa treatment seperti Cryolipolysis, radiofrequency, suction massage, dan high-frequency focused ultrasound. Berbagai metode ini bertujuan untuk menghancurkan sel-sel lemak dalam tubuh. Metode ini tentunya tidak membutuhkan perawatan dan pemilihan yang lama tetapi hasil nya tidak lama dan tidak permanen.” “Syarat menjalani program body contouring sangat ditentukan oleh pilihan prosedur/treatment yang akan dilakukan. Secara garis besar, persyaratannya adalah pasien dalam kondisi sehat, fisik maupun psikis. Untuk program body contouring ini dapat diikuti oleh individu yang sudah berusia delapan belas tahun ke atas. Mengingat setiap orang memiliki kondisi kesehatan dan kebutuhan terapi yang berbeda, disarankan agar prosedur body countouring dilakukan setelah berkonsultasi dengan para ahli bertujuan agar setiap invididu dapat meraih manfaat maksimal dari setiap perawatan yang dijalani,” tutupnya.

Post Terkait

FIK UI Rancang Strategi untuk Memutus Rantai Infeksi pada Anak Sekolah

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 10:16 | 1364 View

Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang dipimpin oleh Dr. Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep menggagas sebuah program sebagai upaya promotif dan preventif untuk memutus rantai…

Selengkapnya

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 10:06 | 1557 View

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik yaitu Ruang Apotek Simulasi, Laboratorium Nanoteknologi, Laboratorium Paragon Innovation Semisolid Center, dan Ruang Multimedia. Komite Etik Penelitian Kedokteran gigi…

Selengkapnya

Fakultas Farmasi UI Resmikan Laboratorium dan Ruang Apotek Simulasi

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 10:00 | 2086 View

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik yaitu Ruang Apotek Simulasi, Laboratorium Nanoteknologi, Laboratorium Paragon Innovation Semisolid Center, dan Ruang Multimedia. Peresmian dilakukan oleh Rektor UI…

Selengkapnya

Deteksi Dini Saraf Penciuman, Cegah Kerusakan Otak !

Tanggal Publikasi: 02 Sep 2019 09:43 | 2177 View

Pada Oktober 2018 lalu, dilaksanakan Soft Opening Paviliun Bonaventura yang diadakan didaerah Jakarta Utara dan sekitarnya. Dipersembahkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang lebih lengkap dengan tetap mengedepankan azas pendidikan,…

Selengkapnya

“Sentuhan Cinta“

Tanggal Publikasi: 13 Aug 2019 10:51 | 1269 View

Sukses Mendapatkan Dukungan Lebih dari 145.000 para Ibu di Indonesia untuk Tingkatkan Kualitas Kesehatan dan Kesejahteraan Bayi Indonesia.

Selengkapnya